Polisi Beberkan Hasil Autopsi Remaja Diduga Korban Perang Sarung di Kuningan

KUNINGAN,iNEWS.ID–Polres Kuningan tengah melakukan penyelidikan, terkait kematian seorang remaja bernama Hilman yang ditemukan meninggal dunia di area Pemakaman Cirendang, Kuningan.
Sebab kematian korban dianggap tidak wajar, sehingga polisi melakukan serangkaian pemeriksaan hingga autopsi terhadap jenazahnya.
Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian menceritakan kronologinya, bahwa insiden ini berawal dari perang sarung antar kelompok remaja dari dua RT di Cirendang. Dalam perang sarung tersebut, pihak yang kalah berusaha melarikan diri.
Hanya setelah situasi mereda, rekan-rekan dari kelompok yang kalah menyadari bahwa Hilman tidak kembali bersama mereka. Beberapa saat kemudian dilakukan pencarian, namun saat ditemukan itu sudah dalam keadaan meninggal dunia di dekat pemakaman.
"Setelah kejadian perang sarung, teman-temannya mencari korban yang hilang. Kemudian warga ikut mencari, dan saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia," ujar AKBP Willy Andrian.
Menindaklanjuti temuan tersebut, kepolisian langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. Autopsi terhadap jenazah korban pun dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Dari hasil pemeriksaan forensik, ditemukan beberapa luka pada tubuh korban seperti luka di dahi, lecet di pipi, serta luka di lengan. Namun, berdasarkan keterangan tim forensik, luka-luka tersebut tidak menyebabkan kematian.
"Hasil autopsi menunjukkan tidak ada tanda-tanda penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia. Tidak ditemukan luka memar pada wajah, kepala, atau badan yang mengindikasikan tindak kekerasan," jelas AKBP Willy.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban dimungkinkan terjatuh saat berusaha melarikan diri dari lokasi perang sarung.
"Jadi dapat disimpulkan, kemungkinan saat korban berlari itu terjatuh hingga mengakibatkan meninggal dunia. Salah satu yang disebutkan dokter forensik juga, mungkin karena adanya penyakit bawaan. Sebab setelah kami minta keterangan dari keluarganya, memang jika kelelahan itu almarhum bisa pingsan. Dan almarhum itu sejak kecil sudah memiliki riwayat penyakit bawaan," bebernya.
Meskipun demikian, kepolisian tetap mendalami kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap para saksi yang terlibat. Hingga saat ini, Sabtu (8/3), sudah ada 20 orang yang diperiksa sebagai saksi, mayoritas merupakan remaja yang ikut dalam perang sarung tersebut. Pemeriksaan yang berlangsung juga dengan didampingi para orang tua.
"Karena mereka masih di bawah umur dan masih sekolah, kami tetap memberikan kesempatan kepada mereka untuk melanjutkan pendidikan. Kami juga berkoordinasi dengan UPTD PPA Kuningan, serta akan menjalin komunikasi dengan KPAI Cirebon untuk pendampingan lebih lanjut," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, AKBP Willy Andrian juga mengimbau kepada para orang tua dan tenaga pendidik untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak di malam hari, khususnya di bulan Ramadan. Ia berharap para remaja lebih diarahkan ke kegiatan positif seperti mengaji dan belajar di rumah setelah salat tarawih, daripada berkeliaran di luar rumah yang berpotensi memicu tindakan negatif seperti tawuran atau perang sarung.
"Kami sangat berharap kejadian seperti ini tidak terulang. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengawasi anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam aktivitas yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain," tutupnya.***
Editor : Andri Yanto