KUNINGAN,iNewKuningan.id - Konstelasi politik daerah diawali dengan kabar duka yang datang dari keluarga besar Partai Demokrat Kuningan, Jabar. Sebab pada Januari 2024, tokoh politik sekaligus mantan Ketua Demokrat Kuningan H Toto Hartono tutup usia.
Sesepuh Partai Demokrat ini wafat di usia 76 tahun. Selama belasan tahun memimpin partainya, mendiang Toto Hartono sukses membesarkan Demokrat Kuningan.
Kabar duka juga datang dari keluarga besar PDI Perjuangan Kuningan. Tepatnya pada Mei 2024, Ketua DPC PDIP Kuningan yakni H Acep Purnama SH MH meninggal dunia.
Mendiang H Acep Purnama sempat menjabat Bupati Kuningan pada Periode 2016-2018 dan 2018-2023. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Immanuel Bandung, kemudian pemakaman berlokasi di TPU BTN Cigugur, Kuningan.
Kondisi ini pun cukup merubah konstelasi politik di Pilkada Kuningan. Bahkan Sekda Kuningan, Dr H Dian Rachmat Yanuar akhirnya mencalonkan diri maju Pilkada Kuningan.
Sekda Dian resmi mengajukan cuti di luar tanggungan negara (CLTN) untuk maju sebagai Calon Bupati Kuningan, pada Juli 2024. Pengajuan CLTN ini disetujui oleh Pj Bupati Kuningan Dr H Raden Iip Hidajat untuk diusulkan ke BKN Pusat.
Akhirnya, Dian resmi maju berpasangan dengan Tuti Andriani yang tak lain adik kandung Almarhum Acep Purnama. Keduanya mendapat dukungan dari Golkar, Gerindra, PKS, NasDem, Hanura, PSI, dan Partai Umat.
Berbarengan dengan hal itu, pada September 2024 sebanyak 50 caleg terpilih resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Kuningan periode 2024-2029. Menariknya, dari 50 orang tersebut ada di antaranya masih memiliki hubungan keluarga yakni suami-istri hingga kakak-adik.
Total dari keseluruhan anggota dewan yang baru, terdapat 22 orang wajah baru. Sedangkan 28 orang merupakan anggota dewan periode sebelumnya yang terpilih kembali.
Pada kontestasi Pilkada Kuningan, berdasarkan hasil rekapitulasi jika Paslon 01 Dian-Tuti (Dirahmati) meraih 211.961 suara atau 38,24 persen dari total suara sah. Sementara paslon nomor urut 02 Ridho-Kamdan (Ridhokan), mendapatkan 196.853 suara atau 35,51 persen.
Kemudian Paslon nomor urut 03 Yanuar-Udin (Hatiku), memperoleh 145.474 suara atau 26,25 persen. Sehingga Paslon Dian-Tuti unggul dari kedua kandidat lain dengan raihan 38,24 persen suara.
Pada kasus kriminalitas, beberapa paling menonjol yakni pembunuhan hingga pencabulan pimpinan sebuah pondok pesantren. Termasuk persetubuhan ibu dan anak kandungnya, serta hubungan intim sesama jenis dari kalangan pelajar.
Setidaknya terdapat lima kasus pembunuhan yang berhasil diungkap kepolisian. Beberapa di antaranya pengungkapan kasus pembunuhan sesama jenis, pembunuhan suami yang melibatkan istrinya, kasus pembunuhan di salah satu kamar hotel, pembunuhan seorang ibu rumah tangga yang jenazahnya ditemukan di Brebes, dan pembunuhan ibu kandung oleh anaknya sendiri.
Kasus anak yang menghabisi nyawa ibu kandungnya ini, sempat menggemparkan warga Kuningan. Apalagi aksi kejinya dilakukan di rumah sendiri yakni Desa Cipakem, Kecamatan Maleber.
Kemudian pembunuhan yang melibatkan seorang istri terhadap suaminya sendiri terjadi di Desa Bakom, Kecamatan Darma. Istri yang menjadi otak pembunuhan, dibantu oleh tiga pelaku lain yang menjadi eksekutornya.
Selain itu, kasus kriminal lain yang menonjol adalah pencabulan oknum pimpinan salah satu pesantren di Desa Ciputat, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan. Total terdapat sembilan korban pencabulan di bawah umur yang berjenis kelamin perempuan.
Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian mengungkapkan, total sebanyak 429 kasus tindak pidana ditangani kepolisian. Termasuk beberapa kasus menonjol mulai pencabulan hingga pembunuhan.
"Alhamdulillah kita berhasil mengungkap 186 kasus tindak pidana. Ini adalah hasil kerja keras anggota kepolisian,” katanya, Selasa (31/12).***
Editor : Andri Yanto