KUNINGAN,iNewsKuningan.id–Ratusan petugas gabungan baik TNI-Polri hingga Satpol PP diterjunkan untuk pengamanan di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jabar. Pengamanan ini dilakukan untuk mencegah potensi bentrok antar warga, usai lokasi tersebut hendak menjadi tempat acara Jalsah Salanah Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian menegaskan, bahwa langkah tersebut dilakukan demi memastikan keamanan dan ketertiban di Kabupaten Kuningan tetap terjaga.
"Kita ingin menjaga kondusifitas Kabupaten Kuningan bersama TNI, Polri, dan Forkopimda agar situasi berjalan aman dan kondusif," ujar AKBP Willy Andrian, Jumat (6/12).
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh elemen masyarakat yang turut menjaga kedamaian.
"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kuningan, yang telah menjaga keamanan dan kedamaian. Situasi terkendali berkat kerja sama semua pihak. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih atas sikap cinta damai yang ditunjukkan masyarakat," ungkapnya.
Menurutnya, pengamanan ketat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami tidak ingin ada kejadian yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu, hingga saat ini kami terus melakukan pengamanan," tegasnya.
Menurutnya, penjagaan akan dilakukan secara situasional, tergantung perkembangan di lapangan. "Hari ini hingga besok kami masih melakukan penjagaan. Alhamdulillah, saat ini situasi berjalan aman dan Kabupaten Kuningan tetap kondusif," jelasnya.
Kapolres juga mengonfirmasi bahwa tamu dari luar daerah, yang merupakan jamaah Ahmadiyah telah dikawal agar kembali ke rumah masing-masing. "Penyekatan dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Semua ini demi menjaga kedamaian dan keamanan bersama," ujarnya.
Sementara Dandim Kuningan, Letkol Arh Aji Wiryawan menuturkan, jika ratusan personel TNI juga disiagakan untuk menjaga kondusivitas di Kuningan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi konflik antar masyarakat terkait isu Ahmadiyah.
"Sebetulnya ini tidak ujug-ujug dilakukan. Ada beberapa tahapan dan proses yang sudah kita lakukan sebelumnya, seperti rapat koordinasi dan pertemuan dengan pihak Ahmadiyah. Kami berupaya mengajak mereka untuk menaati aturan yang ada secara kondusif dan persuasif,”jelasnya.
Ia juga meminta, agar dibantu teman-teman pers untuk meluruskan jika beredar kabar penyerangan terhadap Ahmadiyah. Bahwa kabar tersebut tidak benar.
"Tidak ada istilah penyerangan. Intinya kami mengayomi mereka, karena mereka adalah saudara kita, sama-sama warga negara Indonesia. Kita harus saling menghormati satu sama lain,”lanjutnya.
Menurutnya, pengerahan ratusan personel bertujuan untuk mencegah potensi bentrokan antar masyarakat yang bisa merugikan daerah sendiri.
"Kalau terjadi bentrokan, yang dirugikan ya kita sendiri di Kuningan. Mari belajar dari pengalaman tahun 2010. Jangan sampai kejadian serupa terulang lagi. Ini langkah kita untuk menghindari kesalahan yang sama,” ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada organisasi masyarakat (ormas) untuk mempercayakan penyelesaian masalah ini kepada pemerintah. "Pemerintah tidak tinggal diam. Kami terus berusaha menciptakan suasana yang kondusif. Percayakan kepada kami,”tegasnya.***
Editor : Andri Yanto