KUNINGAN,iNewsKuningan.id - Direktur PAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan, Jabar, Dr Ukas Suharfaputra menyebut jika persiapan dalam menghadapi musim kemarau tidak dilakukan secara mendadak. Tetapi telah direncanakan dengan baik melalui pendekatan jangka pendek dan jangka menengah.
Dalam wawancara, Dr Ukas menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan peningkatan jumlah sumber air baku sebagai langkah antisipasi jangka menengah. Dua sumber air baku baru yang sudah beroperasi yaitu Cijalatrong di Winduherang dan Cilukutuk di Cileuleuy, telah menambah debit air secara signifikan.
"Di Cipari, debit air yang tadinya sekitar 10 liter per detik kini sudah mencapai 20 liter per detik. Di Cilukutuk juga sama, debit air meningkat menjadi 20 liter per detik," ungkapnya, Kamis (15/8).
Dengan adanya tambahan debit air ini, Dr Ukas menyatakan bahwa beberapa lokasi yang sebelumnya mengalami pergiliran air kini telah teratasi.
"Sekarang sudah ada semacam jaminan bahwa tidak akan sampai kering, berkat sumber air baru tersebut," tambahnya.
Untuk menghadapi potensi masalah air selama musim kemarau, PAM Tirta Kamuning juga telah mempersiapkan armada tangki air.
"Armada tangki ini siap digunakan untuk daerah-daerah yang belum terlayani atau yang mengalami masalah seperti kebocoran pipa," jelasnya.
Selain itu, sumber air baku baru di Cipari, yang dikenal sebagai Cibangir, juga telah beroperasi secara efektif.
"Reservoar baru di Cipari sudah selesai dibangun, sehingga pompa air bisa bekerja lebih efisien. Dengan reservoar penuh, pompa bisa diistirahatkan sementara waktu, yang artinya pompa tidak harus bekerja terus menerus," ujarnya.
Dirinya juga menyebutkan, meskipun hingga saat ini belum ada permintaan mendesak dari masyarakat, PAM Tirta Kamuning tetap siap siaga.
"Kami telah menyiapkan delapan unit mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 3.000 hingga 4.000 liter, yang siap dikerahkan kapan saja," terangnya.
Ia juga menambahkan, bahwa musim kemarau menjadi kesempatan bagi PAM Tirta Kamuning untuk melakukan perbaikan jaringan pipa yang sudah tua.
"Jaringan pipa kita di daerah kota ini sudah berusia sejak tahun 1979-1980, dan kami terus melakukan revitalisasi secara bertahap," tukasnya.
Dengan berbagai upaya ini, Dr Ukas optimis bahwa Kuningan akan tetap aman dari krisis air selama musim kemarau.(*)
Editor : Andri Yanto