KUNINGAN,iNewsKuningan.id–Salah satu desa di Kabupaten Kuningan, Jabar, membagikan 10 jenis bibit tanaman palawija kepada setiap warganya. Hal ini demi mewujudkan ketahanan pangan lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pembagian tanaman pangan hingga pupuk dilakukan oleh Pemerintah Desa Cileuya, Kecamatan Cimahi, Kuningan. Kepala Desa Cileuya, Warjo menjelaskan, bahwa program ketahanan pangan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga setempat, dengan sumber pendanaan berasal dari alokasi dana desa sebesar 20 persen.
"Jadi kami membagikan 1.000 paket plastik berisi pupuk organik, pupuk cair, 10 jenis bibit tanaman (kangkung, tomat, cabai rawit, jahe, kol, lobak, daun bawang, seledri, dan sawi), alat semprot, polybag, serta pupuk urea. Masyarakat masing-masing akan mendapatkan 10 jenis bibit tanaman yang harus dipelihara dengan baik," katanya, Kamis (8/8).
Menurutnya, bahwa masyarakat yang menerima bibit akan mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian kedinasan. Ini untuk memastikan tanaman tumbuh optimal.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan, Dr Wahyu Hidayah menyampaikan apresiasi bagi Pemdes Cileuya yang telah menginisiasi kegiatan melalui dana swadaya dan APBDes. Program ini sejalan dengan inisiatif pemda yaitu program Melak Beu, yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi melalui pemanfaatan pekarangan rumah.
"Kami percaya bahwa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, setiap keluarga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Bibit volatile food yang dibagikan ini diharapkan bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing, untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari dan juga sebagai potensi penghasilan tambahan," jelasnya.
Menurutnya, bahwa program Melak Beu didasari oleh potensi lahan, sumber daya manusia, teknologi tepat guna, dan hasil pemasaran yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk meningkatkan gizi, serta mengentaskan kemiskinan dan stunting.
"Tanaman yang dibagikan adalah jenis tanaman volatile food, yang memiliki peran penting dalam inflasi. Dengan menanam tanaman ini, masyarakat ikut menjadi pahlawan penjaga inflasi," katanya.
Atas hal itu, Ia memberikan tantangan kepada Desa Cileuya untuk mandiri pangan dengan target waktu panen ke tanam maksimal dua minggu.
"Kami akan memberikan reward dari Diskatan jika tantangan ini berhasil. Kami berharap, melalui inisiatif ini, Desa Cileuya bisa mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan, serta masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam budidaya tanaman yang telah dibagikan," pungkasnya.(*)
Editor : Andri Yanto