JAKARTA, iNewsKuningan.id - Ini penyebab masyarakat masih enggan gunakan kendaraan listrik. Salah satu alasan yang paling banyak dijumpai adalah mereka takut tersetrum ketika menggunakan kendaraan listrik.
Kendaraan listrik memiliki keuntungan bagi masyarakat karena bisa menghemat biaya oprasional. Namun, kurangnya sosialisasi membuat masyarakat di Tanah Air masih enggan untuk beralih ke kendaraan listrik.
Sementara itu pemerintah terus menggencarkan tren kendaraan listrik agar tercapai target netral karbon pada 2060. Kekhawatiran mobil alami korsleting saat melewati genangan cukup tinggi juga masih mengintai masyarakat.
"Kekhawatiran masyarakat terhadap kendaraan listrik merupakan sifat alamiah manusia jika belum mendapatkan pemahaman secara matang,: ujar Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, yang dikutip dari idxchannel, Minggu (16/10/2022).
Dikatakan Djoko Setijowarno, penyebab kehawatiran yang muncul di masyarakat disebabkan oleh kurangnya sosialisasi. Sangat wajar masyarakat mempertanyakan hal tersebut.
"Jadi pemerintah harus mensosialisasikan bagaimana cara kerja mobil listrik, apa yang dilakukan jika baterainya rusak, di mana pengisian baterai. Ini harus disampaikan dengan baik,” kata Djoko.
Lebih lanjut Djoko juga mengatakan, mitigasi juga sangat perlu diperhatian pemerintah yang harus disampaikan kepada masyarakat. Hal ini mencakup apa yang perlu dilakukan ketika terjadi kecelakaan agar tidak tersetrum.
Karena Lanjut Djoko, saat terjadi kecelakaan besar kemungkinan paket baterai akan terbuka dan arus listrik yang dikeluarkan bisa menyambar ke seluruh bodi mobil yang masih terbuat dari metal.
“Kalau hanya mengkampanyekan soal ramah lingkungan tidak akan nyangkut ke masyarakat. Terpenting adalah menyampaikan seberapa aman kendaraan listrik tersebut dan baterai yang digunakan. Terutama di Jakarta yang sering terendam banjir. Sosialisasi itu perlu, mengingat produsen pastinya sudah memikirkan risiko tersebut. Saya kira masyarakat kita kurang mendapatkan pemahaman itu," imbuh dia.
Djoko Setijowarno mengatakan saat ini pemerintah Indonesia hanya memikirkan Pulau Jawa saja. Permasalahan lainnya adalah infrastruktur yang belum memadai sehingga masyarakat enggan beralih ke kendaraan listrik.
“Listrik di luar Jawa-Bali saja masih sangat terbatas, bagaimana mau minta masyarakat pindah ke kendaraan listrik. Misal di Morowali daerah penghasil nikel, yang merupakan salah satu bahan baku baterai, di sana masih cukup tertinggal,” ucapnya.
Djoko menyampaikan seharusnya pemerintah Indonesia menggencarkan kendaraan listrik untuk transportasi umum. Menurutnya, itu akan menjadi contoh yang sangat bagus bagi masyarakat.
“Seharusnya untuk di daerah-daerah di luar Jawa-Bali pemerintah memperkenalkan kendaraan listrik dengan transportasi umum. Misal bus listrik, itu akan sangat bagus dan masyarakat akan bisa menilai sendiri manfaat yang diberikan,” ungkapnya.
Editor : Miftahudin