KUNINGAN,iNEWS.ID - Kabar melegakan akhirnya datang dari Kamboja. Dimas Nurjati, warga Kabupaten Kuningan, bersama istrinya, Nenden Ayu Safitri, yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), berhasil dijemput Tim Desk Ketenagakerjaan Bareskrim Polri di Phnom Penh, Selasa (16/12) kemarin.
Sebelumnya, kegelisahan mendalam menyelimuti keluarga besar Dimas di Desa Galaherang, Kecamatan Maleber. Selama berbulan-bulan mereka menanti kepastian nasib anaknya yang dikabarkan terjebak dalam jerat kerja paksa di Kamboja, setelah tergiur tawaran pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri.
Dimas dan istrinya berangkat dari Kuningan menuju Jakarta, lalu melanjutkan perjalanan ke Batam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Kamboja. Belakangan diketahui, keberangkatan tersebut diduga kuat merupakan bagian dari jaringan perdagangan orang. Total ada sekitar 10 orang WNI dari berbagai daerah, termasuk asal Kuningan.
Bupati Kuningan, Dr H Dian Rachmat Yanuar mengungkapkan, rasa syukur atas perkembangan positif tersebut. Ia menyebut upaya yang dilakukan berbagai pihak akhirnya membuahkan hasil.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Ikhtiar dan upaya yang kita lakukan ternyata menunjukkan progres yang sangat baik. Insya Allah ke depan prosesnya lancar sampai mereka benar-benar pulang ke tanah air,”ujar Bupati Dian, Rabu (17/12).
Ia menjelaskan, komunikasi intensif dilakukan sejak dirinya melakukan panggilan video langsung dengan Dimas. Dari sana, Bupati kemudian menghubungi Penasihat Kapolri sekaligus Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, yang dinilainya memiliki peran strategis dalam penanganan kasus tersebut.
"Beliau bergerak sangat cepat, langsung berkoordinasi dengan Desk Ketenagakerjaan Mabes Polri dan pihak terkait. Saya juga berkoordinasi dengan Kapolres. Alhamdulillah, hasilnya sungguh di luar dugaan, sangat cepat. Biasanya kasus seperti ini bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun,”ungkapnya.
Bupati Dian juga menyampaikan, apresiasi dan terima kasih atas perjuangan Andi Gani yang disebut menanggung berbagai kebutuhan dalam proses penyelamatan tersebut. Menurutnya, langkah itu merupakan wujud nyata kepedulian kemanusiaan.
"Terima kasih Bang Andi Gani, ini menjadi kebanggaan masyarakat Kuningan. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati dalam mencari pekerjaan, terutama ke luar negeri. Pastikan melalui prosedur yang benar dan jangan ragu berkonsultasi dengan dinas tenaga kerja atau instansi terkait,”pesannya.
Kepastian penyelamatan Dimas dan istrinya mencuat ke publik melalui sebuah rekaman video yang memperlihatkan Andi Gani Nena Wea melakukan panggilan video dengan Tim Desk Ketenagakerjaan Bareskrim Polri di Phnom Penh. Dalam percakapan tersebut, Andi Gani memastikan kondisi fisik dan mental para korban.
"Dilaporkan semuanya dalam keadaan sehat. Kami terus berkoordinasi dengan KBRI di Phnom Penh dan mengupayakan agar para korban bisa segera dipulangkan ke Indonesia,”ujar Andi Gani, yang juga menjabat Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC).
Meski tengah menjalani kunjungan kerja di Vietnam dan Laos, Andi Gani terus memantau proses evakuasi secara real-time. Dalam suasana haru, ia menyapa langsung Dimas melalui layar gawai.
"Kang Dimas, sehat semuanya?”tanyanya. Dengan suara bergetar namun penuh rasa syukur, Dimas mengonfirmasi bahwa dirinya, sang istri, dan rekan-rekan senasib berada dalam kondisi baik. "Sebentar lagi pulang ya,” ucap Andi Gani menenangkan, yang disambut haru para korban.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
