"Pergerakan tanah sepanjang kurang lebih 35 meter dengan tinggi 5 meter dan lebar 10 meter menyebabkan tebing longsor dan menyeret sebagian badan jalan desa. Material longsoran ini membuat akses jalan desa terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,”jelasnya, Minggu (16/11).
Longsoran tebing berukuran 12 meter panjang, 5 meter tinggi, dan 3 meter lebar itu turut menyeret badan jalan dengan ukuran 10 meter panjang dan 3 meter lebar. Selain itu, retakan pada jalan tampak jelas di beberapa titik dan dikhawatirkan dapat meluas jika hujan turun kembali.
Peristiwa ini dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun beberapa hari ini. Tingginya curah hujan membuat struktur tanah labil, sehingga menyebabkan pergerakan tanah dan longsoran.
BPBD Kuningan memastikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun ditegaskan, bahwa ancaman masih dapat terjadi mengingat kondisi tanah di kawasan tersebut masih labil.
BPBD Kuningan bersama aparat desa, kecamatan, TNI, Polri, dan Dinas PUTR telah melakukan langkah-langkah penanganan awal. Tim assessment BPBD juga telah diterjunkan untuk melakukan pemeriksaan langsung di lokasi dan memetakan risiko lanjutan.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait untuk menentukan langkah perbaikan jalan yang terdampak. Saat ini prioritas kami adalah memastikan keselamatan warga,”ungkapnya.
BPBD dan aparat desa tetap mengimbau warga, agar meningkatkan kewaspadaan saat melintas atau beraktivitas di sekitar area longsor. Masyarakat agar tidak memaksakan melintas di jalur yang retak, karena sangat berisiko terjadi runtuhan susulan.
"Jika hujan kembali turun, potensi pergerakan tanah bisa meningkat,”ucapnya.
BPBD menegaskan, bahwa perbaikan jalan menjadi kebutuhan mendesak dan akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pemerintah desa serta pihak teknis terkait.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
