"Kami sangat bangga karena lima atlet dari Kuningan dapat dipercaya mewakili Indonesia di tingkat ASEAN. Ini bukti nyata bahwa anak-anak dengan disabilitas intelektual juga memiliki potensi luar biasa di bidang olahraga, khususnya sepak bola,”ujarnya penuh semangat, Selasa (11/11).
Menurutnya, keberhasilan ini tak datang begitu saja. Ia menyebut dukungan besar dari para guru pembimbing dan orang tua menjadi kunci di balik semangat para atlet.
"Persiapan dilakukan secara matang. Anak-anak menjalani latihan rutin, dibina secara fisik dan mental. Kami berharap mereka tampil percaya diri dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah ASEAN,”terangnya.
Sementara itu, Pembina SOIna Kuningan, Kokoy Kurnaeti MPd tak kuasa menyembunyikan rasa haru dan bangganya.
"Alhamdulillah, saya sangat terharu dan bangga. Tidak menyangka anak-anak dari Kuningan bisa menembus seleksi nasional dan kini mewakili Indonesia. Waktu persiapan yang singkat tidak menyurutkan semangat mereka dan para guru pendamping untuk berjuang bersama,”ungkapnya.
Baginya, pencapaian ini bukan sekadar prestasi olahraga, tetapi juga pesan kuat tentang kesetaraan dan semangat pantang menyerah.
"Ini bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, siswa-siswi SLB mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Mereka layak menjadi inspirasi bagi kita semua,”tegasnya.
Ajang Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025 sendiri diikuti oleh sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Selain sebagai kompetisi olahraga, kegiatan ini juga menjadi wadah pembentukan karakter, persahabatan lintas negara, serta penguatan nilai-nilai inklusi sosial bagi atlet dengan disabilitas intelektual.
Kehadiran lima atlet dari Kuningan di panggung ASEAN bukan hanya membanggakan daerah, tetapi juga menjadi pengingat bahwa semangat, kerja keras, dan keyakinan mampu menembus batas apa pun bahkan batas yang sering kali ditentukan oleh pandangan masyarakat terhadap keterbatasan.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
