Humas BTNGC, Adi Sularso membenarkan, bahwa penutupan jalur pendakian diperlukan agar tim SAR gabungan dapat bekerja secara optimal tanpa gangguan aktivitas pendaki lain.
"Evakuasi dimulai sejak pukul 08.00 WIB pagi ini. Penutupan jalur dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan keamanan tim di lapangan,”ujarnya.
Menurutnya, proses evakuasi dilakukan dengan sistem estafet. Tim dibagi ke berbagai pos pendakian mulai dari Pos Cibunar SMC di kaki gunung hingga Pos Pangasinan di ketinggian.
"Team Advance yang terdiri dari 14 personel gabungan dari Inafis Polres Kuningan, petugas TNGC, dan Ranger Linggasana serta Linggajati telah menuju puncak untuk melakukan identifikasi dan pembungkusan jenazah,”jelasnya.
Sementara tim estafet dari berbagai unsur seperti BPBD Kuningan, Polri, AKAR, Himapa, Vertical Rescue, Timbal, dan relawan PPGC bersiaga di titik-titik strategis untuk membantu proses penurunan jenazah secara bergantian.
Penemuan mayat pria tanpa identitas ini pertama kali dilaporkan oleh Tim Smart Patrol BTNGC. Jasad tersebut ditemukan sekitar 200 meter dari kawah Gunung Ciremai dalam kondisi yang sudah memprihatinkan.
"Di lokasi tidak ditemukan identitas apa pun. Hingga kini, kami belum bisa memastikan siapa korban tersebut,”ungkap Adi.
Pihaknya menegaskan, kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pengunjung dan pendaki agar selalu mematuhi prosedur keselamatan di kawasan taman nasional.
"Kewajiban melapor dan melakukan pendataan itu sangat vital untuk mitigasi dan penanganan bila terjadi insiden di dalam kawasan. Prinsipnya demi keamanan dan kenyamanan bersama,”pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
