Arip Hidayat selaku sutradara teater jalanan Uniku menjelaskan, bahwa tema yang diusung merupakan refleksi atas pentingnya menjaga alam dan sumber daya air di Kuningan.
"Kuningan ini daerah yang diberkahi Tuhan dengan air yang melimpah. Tapi kelimpahan itu hanya akan tetap ada jika gunung, hutan, dan sungai kita rawat bersama. Pemerintah harus berani menjadikan Kuningan sebagai kabupaten konservasi dengan kebijakan yang berlandaskan pada keberlanjutan lingkungan,”ujarnya.
Ia juga menekankan pesan simbolik dari penampilan teater tersebut.
"Kalau gunung, hutan, dan sungai ditanami pohon, maka air jadi berkah. Tapi kalau ditanami beton dan aspal, air bisa jadi musibah. Jadi mari rawat alam demi anak cucu kita,”tegasnya.
Karnaval dimulai dari Kampus 2 Uniku di Jalan Pramuka sebagai titik kumpul dan keberangkatan peserta, kemudian berakhir di kawasan Taman Kota Kuningan, tepat di depan Masjid Syiarul Islam, yang menjadi panggung kehormatan.
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait