"Dengan bekal dasar bisnis yang baik, insyaAllah santri bisa mandiri, berdaya saing, dan tetap membawa nilai keberkahan,”ujar HRA, yang juga suami Hj Dian Marina Puspita, Selasa (9/9).
Menurutnya, pesantren memiliki peran strategis bukan hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat. Karena itu, santri perlu didorong menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan melalui inovasi dan usaha mandiri.
Selain memberikan motivasi wirausaha, HRA juga menyampaikan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan bangsa, memperkuat nasionalisme, serta berkontribusi dalam pembangunan Indonesia sebagaimana pesan Presiden Prabowo Subianto.
"Santri harus adaptif dan kreatif menghadapi era digitalisasi, bonus demografi, dan persaingan global. Tantangan ke depan semakin kompleks, namun saya yakin santri Al-Mutawally mampu menjawabnya. Mereka akan menjadi generasi Qur'ani yang berilmu, berakhlak mulia, sekaligus berdaya ekonomi,”tegasnya.
Acara tersebut menjadi momentum penting bagi para santri untuk semakin yakin bahwa peran mereka bukan hanya sebagai penjaga nilai-nilai agama, tetapi juga sebagai agen perubahan dan penggerak ekonomi bangsa.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait