"Program BBM ini kami rancang agar siswa-siswi berprestasi dari keluarga prasejahtera, bisa kuliah sambil bekerja. Mereka akan mendapatkan beasiswa stimulan pada tahun pertama, dan selanjutnya bisa membiayai sendiri kuliahnya dari penghasilan bekerja,”kata Hj Tina Wiryawati yang menjabat pula Wasekjen DPP Gerindra, Rabu (11/6).
Tak hanya menjawab persoalan akses pendidikan, program BBM juga ditargetkan untuk meningkatkan kualitas SDM di Kuningan, dengan skema perekrutan 80% perempuan dan 20% laki-laki. Program ini diyakini mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi generasi muda, sekaligus menekan angka pengangguran.
Di sektor pariwisata, STIEPARI Semarang bersama Legislator Jabar itu juga telah menjalankan program pengembangan desa wisata sejak 2020. Beberapa desa di Kuningan kini telah menjelma menjadi destinasi unggulan. Sebut saja Desa Cikaso dengan ikon sawah lope, Desa Bojong sebagai pusat wisata kreatif berbasis UMKM, Desa Kertayasa dengan inovasi pengelolaan sampah, serta Desa Singkup yang terkenal dengan bumi perkemahan dan kuliner kepala kambingnya.
"Ini bukti nyata bahwa kolaborasi pendidikan dan masyarakat bisa melahirkan potensi lokal yang bernilai tinggi secara ekonomi,”terangnya.
Sementara dari sektor pertanian, Rektor Universitas Galuh Ciamis, Prof Dr Dadi memperkenalkan potensi kacang sacha inchi atau kacang bintang. Komoditas ini disebut-sebut tidak hanya menjanjikan nilai ekonomi tinggi bagi petani, tapi juga menyimpan manfaat kesehatan luar biasa.
"Kandungan nutrisi kacang sacha inchi ini sangat tinggi. Bahkan bisa menjadi solusi untuk menurunkan angka stunting di masyarakat,”terang Prof Dadi.
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
