Stop Perang Sarung, Polres Kuningan Gandeng KPAI Edukasi Pembinaan

Andri Yanto
Polres Kuningan menggandeng KPAI Cirebon saat pembinaan anak remaja yang sempat terlibat dalam aksi perang sarung di Kuningan, Jabar. (foto: Andri)

KUNINGAN,iNEWS.ID–Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan penuh berkah dan kedamaian, justru tercoreng oleh aksi perang sarung yang kian marak. Bukan sekadar permainan anak-anak, perang sarung kini berubah menjadi aksi brutal bahkan hingga merenggut nyawa.

Di Aula WSP Mapolres Kuningan, suasana haru menyelimuti pertemuan antara orang tua dan anak-anak yang terlibat dalam perang sarung. Tangis dan penyesalan terpancar di wajah mereka.

Dalam pertemuan itu, beberapa orang tua tak kuasa menahan tangis. Mereka tak menyangka bahwa kebiasaan anak-anak yang selama ini dianggap remeh justru berujung pada tragedi.

Seorang ibu dengan suara bergetar mengungkapkan penyesalannya.“Saya tidak pernah menyangka, anak saya bisa terlibat dalam hal seperti ini. Saya hanya ingin dia selamat, tidak jadi pelaku, tidak jadi korban," ucapnya lirih.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Cirebon, Fifi Sopiah menyampaikan keprihatinannya atas fenomena ini.

"Saya prihatin ya, anak-anak dan remaja yang berkumpul di jalan menuju tempat ibadah, kemudian saling serang dengan sarungnya. Lebih tragis lagi, jika itu memasukkan batu atau benda tajam ke dalam gulungan sarung. Ini sudah bukan sekadar permainan, ini bahaya,”kata Fifi menjelaskan, Selasa (11/3).

Dirinya tak mampu menyembunyikan kepedihannya saat berbicara tentang kasus terbaru di Kuningan, di mana seorang remaja harus kehilangan nyawa usai terlibat kejadian perang sarung. Peristiwa ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, terutama para orang tua, untuk lebih peka terhadap pergaulan anak-anak mereka.

"Kami sekarang bisa bertemu langsung dengan anak-anak dan orang tua mereka. Ini bukan tentang menghukum, tapi bagaimana kita bisa menyelamatkan mereka dari bahaya yang mungkin mereka sendiri tidak sadari,”kata Fifi didampingi Kasat Reskrim Polres Kuningan, AKP Nova Bhayangkara.

Ia menekankan, pentingnya perubahan pola asuh dalam keluarga. Ia mengingatkan bahwa anak-anak di usia remaja sangat membutuhkan pengakuan, perhatian, dan komunikasi yang baik dari orang tuanya.

"Sarung itu seharusnya menjadi alat ibadah, bukan senjata untuk saling melukai. Ramadhan adalah bulan suci, sudah saatnya kita menjadikan momen ini sebagai ajang introspeksi dan mendekatkan diri pada nilai-nilai kebaikan,”ujarnya penuh harap.

Sementara Kasat Reskrim AKP Nova Bhayangkara memastikan, bahwa pihak kepolisian masih terus mendalami kasus kematian akibat perang sarung di Cirendang.

"Kami masih melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti. Kami ingin memastikan bahwa kasus ini mendapat keadilan bagi semua pihak,”katanya.

Ia berharap, Ramadhan tahun ini bisa menjadi momentum perubahan. Bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi para orang tua dan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

"Saya ingin melihat anak-anak kembali bermain dengan tawa, bukan dengan kekerasan. Saya ingin melihat mereka ke masjid dengan sarung untuk beribadah, bukan untuk berperang," pungkasnya.***

Editor : Andri Yanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network