"Ada peluang besar untuk meningkatkan nilai ekonomi sapi pasundan. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi salah satu solusi dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Kuningan,”ujarnya, Rabu (26/2).
Ia menekankan, perlunya langkah konkret agar sapi pasundan benar-benar menjadi ikon daerah yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek yang disorot adalah infrastruktur pendukung, termasuk akses jalan menuju sentra peternakan.
"Soal infrastruktur, terutama jalan, kami akan berkoordinasi dengan anggota DPRD dari daerah pemilihan setempat serta dinas terkait agar ada perbaikan yang signifikan,” tambahnya.
Saat ini, terdapat sekitar 1.300 ekor sapi pasundan yang tersebar di Desa Bantarpanjang dan Dukuhbadag. Untuk memastikan pengembangannya berjalan optimal, Komisi II DPRD Kuningan berencana merumuskan strategi bersama dinas terkait guna mendukung program ini secara lebih terarah.
Di sisi lain, Pemerintah Desa Dukuhbadag juga telah mencanangkan grand image yang berfokus pada pengembangan sapi pasundan. Bahkan, desa ini sempat mengusulkan sapi pasundan sebagai ikon wisata Kabupaten Kuningan.
Namun, kesiapan infrastruktur, terutama kandang ternak, masih menjadi kendala utama. Kepala Desa Dukuhbadag, Warso mengungkapkan, bahwa perbaikan kandang yang lebih representatif sangat dibutuhkan agar peternakan bisa dikelola lebih baik.
"Selain kandang, pengolahan daging sapi pasundan berkualitas tinggi juga perlu diperhatikan agar nilai ekonominya semakin meningkat,”katanya.
Ia berharap, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, pengembangan dan pelestarian sapi pasundan dapat berjalan optimal serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait