KUNINGAN,iNEWS.ID - Kehadiran gerai Arc’teryx di Bali diserbu oleh para penggemar aktivitas outdoor tanah air.
Sebagai gerai pertama di Indonesia, merek Arc’teryx yang sudah mendunia dinantikan oleh penggemarnya yang ingin mencoba langsung produk-produknya.
Namun, di tengah antusiasme tersebut justru terembus rumor bahwa produk Arc’teryx di Bali itu palsu.
Bahkan, produk premium disebut-sebut tidak punya izin resmi di Indonesia.
Untuk mengetahui kebenaran hal tersebut berikut ini 6 fakta tudingan Arc’teryx di Indonesia yang dituding palsu.
*1.Produk Arc’teryx Berbeda di Setiap Negara*
Perbedaan product Arc’teryx di Indonesia bukam mengacu pada kualitas namun menyesuaikan dengan iklim dan keadaan suatu negara.
Produk Arc'teryx di berbagai wilayah di dunia memiliki perbedaan berbasis lokal.
Produk Arc'teryx Indonesia dirancang khusus untuk pasar Asia Tenggara dan memiliki ciri khas yang sesuai dengan iklim tropis di wilayah ini.
Arc'teryx Indonesia mengembangkan produk sesuai dengan kondisi iklim dan geografis setempat.
Produk ini lebih ringan dan tidak panas dipakai dibandingkan dengan produk yang digunakan di iklim dingin seperti Alpha dan Beta yang lebih cocok untuk cuaca dingin.
*2. Produk Arc’teryx Memiliki Harga Bersaing di Setiap Negara*
Harga produk ini berbeda di setiap negara karena kondisi ekonomi yang berbeda, termasuk Indonesia.
Arc'teryx Indonesia menetapkan harga yang lebih sesuai dengan bahan, kondisi alam dan daya beli konsumen lokal di Asia Tenggara dengan tetap mengutamakan standar premium.
*3. Produk Arc’teryx Indonesia Dirancang untuk Pendaki dan Penjelajah*
Kondisi geografis Indonesia yang terdapat bukit dan pegunungan memungkinkan para pendaki dan penjelajah melakukan petualannyan.
Arc'teryx Indonesia menawarkan produk berkinerja tinggi yang dirancang untuk kondisi cuaca ekstrem dan medan terjal yang kedap air, kedap angin, dan kedap UV.
Tak hanya itu, Ar’cteryx juga menawarkan perlengkapan lapisan tengah dan dasar yang ringan untuk memastikan pengguna tetap nyaman dalam kondisi panas dan lembap, hujan lebat, dan perlindungan sinar UV yang kuat.
*4. Produk Arc’teryx Sederhana Tapi Fungsional*
Desain produk Arc'teryx sederhana tetapi fungsional. Artinya, setiap detail dan pengerjaan tidak hanya mengutamakan gaya tetapi juga fungsinya.
Perusahaan telah memperhitungkan gerakan manusia dalam pemotongan dan struktur produk untuk memberikan kebebasan bergerak yang optimal.
Produk Arc'teryx Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan profesional petualangan luar ruangan, tetapi juga sesuai dengan tren mode pakaian sehari-hari perkotaan.
*5. Produk Arc’teryx di Indonesia Dipastikan Asli*
Toko Arc’teryx yang dibuka di Indonesia dipastikan tidak menjual barang palsu ataupun KW namun produknya resmi dan original.
Lisensi Arc’teryx di Indonesia terdaftar atas nama perusahaan Perfect Supply Chain Co LTD.
Sedangkan untuk pengembangan pasar di Indonesia, perusahaan tersebut menunjuk PT ATX Asia Sport Product.
Warganet pun bisa memeriksanya secara langsung di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Indonesia dengan memasukkan merek Arc’teryx di kolom pencarian.
Dengan demikian, Indonesia tidak lagi ragu tentang polemik asli atau palsu karena faktanya kualitas produk outdoor ini tetap berstandar global yang cocok untuk penyuka kegiatan luar ruangan di Tanah Air.
*6. Product Arc'teryx Asli Hadir di Bali*
Arc'teryx kini telah membuka gerai di Bali yang baru saja diresmikan oleh PT ATX Asia Sport Product yang memegang lisensi resmi dari perusahaan Supply Perfect Chain Co LTD.
"Kami sangat antusias memperkenalkan Arc'teryx kepada Indonesia, negara yang kaya akan keindahan alam dan memiliki komunitas outdoor yang begitu bersemangat. Misi kami adalah menyediakan pakaian teknis terbaik yang mendukung petualangan, tanpa mengabaikan prinsip keberlanjutan," ujar Dedy Firdaus Yulianto, kuasa hukum PT ATX Asia Sport Product - Arc'teryx Indonesia.
Tentu menjadi sebuah kabar baik bagi para pecinta aktivitas outdoor di Indonesia. Merek yang sudah dikenal luas secara global sontak diserbu para penggemarnya di grand opening pada 2 Februari 2025 lalu.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait