Menurut keterangan saksi dari warga yang pertama kali melihat kebakaran, lanjutnya, kepulan asap muncul dari rumah milik Samsudin (58). Saat kejadian, Samsudin sedang berada di rumah kepala desa, sementara anak sulungnya, M Nurardin Purnama Saputra (21), tertidur di dalam rumah.
Samsudin berhasil menyelamatkan anaknya, namun Nurardin mengalami luka ringan pada tangan dan bibir akibat semburan api (backdraft).
Kepala Desa Luragungtonggoh beserta warga sekitar, awalnya berusaha memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan peralatan seadanya. Namun, api semakin membesar hingga akhirnya melaporkan kejadian ke petugas pemadam kebakaran.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.20 WIB, setelah melakukan pemadaman selama kurang lebih 55 menit.
"Penyebab kebakaran diduga karena korsleting listrik, pada beberapa perangkat elektronik di ruang tengah yang menyebabkan percikan api dan akhirnya membakar seluruh bangunan," ungkapnya.
Luas bangunan yang terbakar mencapai 72 meter persegi, dengan kerugian materil yang diperkirakan mencapai Rp 110 juta. Beberapa barang yang terbakar di antaranya lemari, pakaian, perabotan, serta perangkat elektronik seperti TV, kulkas, dan kamera.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran, khususnya yang diakibatkan oleh korsleting listrik.
"Kami mengingatkan agar masyarakat selalu memeriksa instalasi listrik dan tidak menumpuk colokan listrik. Selain itu, pemerintah desa dan warga diimbau untuk menyediakan alat proteksi kebakaran seperti APAR dan tandon air sebagai langkah pencegahan awal," terangnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun pihak Damkar tetap mengingatkan masyarakat untuk segera melapor jika terjadi kebakaran agar dapat segera dilakukan penanganan.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait