“Bagi saya sebagai Calon Anggota Legislatif Dapil Jabar 13 dari Partai Gerindra, saya mengambil hikmahnya pada pelaksanaan pemilu di tanggal 14 Februari 2024. Kita tidak bicara menang dan kalah, tapi kita mengambil hikmah dari semua itu, karena kemenangan dan kekalahan adalah garis tangan dan takdir dari Allah SWT,” kata H Abidin saat dimintai keterangan persnya, Senin (26/2).
Oleh sebab itu, Ia sudah menerima dan menganggap pileg telah selesai, meski kalah suara dari caleg lain di internal partai. Hanya memang, pada pelaksanaan Pileg 2024 terbilang paling brutal.
“Karena yang dirasakan oleh saya dengan pendekatan ideologis, pendekatan keluarga, pendekatan tetangga, pendekatan pertemanan, itu tidak secara optimal hasilnya. Ya itu bisa diterjemahkan lah penafsirannya seperti apa,” ujarnya.
Namun pada pelaksanaan pileg yang berdekatan dengan pilkada di Kuningan, lanjutnya, jika pada April 2024 sudah memasuki masa pedaftaran calon kepala daerah.
“Nah dari hal itu kita bisa melihat, figur-figur yang mana secara pas dicalonkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Tentu dari segi popularitas dan elektabilitas figur tersebut,” ucapnya.
Saat ditanya soal sosok H Rokhmat Ardiyan apakah menjadi salah satu figur yang mempunyai kapasitas itu, Ia tak menampiknya. Sebab raihan suara dari hasil Pileg 2024 khususnya di Kabupaten Kuningan terbilang tinggi.
“Kalau figur, Insya Allah di Gerindra sudah ada kalau melihat dari peta hasil pileg. Ya barometernya itu (Hasil Pileg Rokhmat Ardiyan), dari segi popularitas dan elektabilitas sudah terbukti, ini harus diakui secara fair ya. Dan harus diakui juga sebagai kader partai ya, adapun nanti keputusan rekomendasi itu ranah DPP, tapi saya yakin DPP akan objektif melihat ini,” bebernya.
Maka dari itu, Ia sangat mengharapkan, internal partai kembali menyusun kekuatan demi menyongsong Pilkada Kuningan. Sebab tak menutup kemungkinan, saat pileg terjadi konflik kepentingan antar caleg di internal partai.
“Walaupun bagaimana, di semua partai pasti terjadi (conflict of interest), termasuk di Gerindra. Saya berfikir di Partai Gerindra harus ada rekonsoliasi dulu di internal, tapi setelah pileg selesai, maka semua harus bersatu lagi merajut kebersamaan dan kekuatan,” pungkasnya.(*)
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait