Menurut Dedi Supandi, langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap tingkat kerawanan pemilu di Majalengka. Apalagi diketahui Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) mencapai 67,14 hingga dikategorikan sebagai zona merah, menempatkan Majalengka di peringkat kedua tertinggi di Jawa Barat.
"Ini merupakan upaya kita bersama untuk mengingatkan ASN agar tetap menjaga netralitas, mengingat tingkat kerawanan pemilu yang cukup tinggi di Majalengka," ujar Dedi.
Kerjasama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga terus diperkuat, termasuk melalui kegiatan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi ASN dalam menjaga netralitas. Dedi menambahkan, penting bagi ASN untuk berinteraksi dengan masyarakat dengan cara yang tidak menimbulkan konflik kepentingan, terutama menjelang Pemilu 2024.
Dengan adanya antusiasme yang besar dari masyarakat terhadap Pemilu 2024, khususnya Pilpres, Dedi menekankan pentingnya mengingatkan ASN di lingkungan Pemda Majalengka untuk menjaga netralitas.
"Kita harus tetap menjaga kondusivitas Majalengka dalam menghadapi Pemilu 2024, tidak terpancing oleh informasi yang menyesatkan atau hoaks," tutur Dedi.
Di akhir, Dedi berharap semua pihak, termasuk ASN dan masyarakat Majalengka, untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan integritas selama proses pemilu, mengingat pentingnya pemilu sebagai sarana demokrasi.
"Meskipun kita berbeda pilihan, kita tetap sahabat. Meskipun berbeda budaya, kita tetap berteman," kata Dedi sembari mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga keutuhan dan kedamaian Majalengka.(*)
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait