Tradisi tersebut biasanya dilakukan setelah panen padi masyarakat di Kecamatan Rindingallo dan sekitarnya. Tradisi tersebut merupakan penghormatan pada leluhur, yang terlihat dari penggantian pakaian jenazah mereka, yang merupakan bentuk cinta masyarakat setempat bagi para leluhur.
Ritual Ma'nene diawali dengan datangnya para anggota keluarga ke Patane untuk mengambil jasad sanak saudara mereka yang telah meninggal dunia. Patane merupakan kuburan berbentuk rumah yang merupakan tempat menyimpan mayat.
Sebelum membuka peti dan mengangkat jenazah, terdapat sesi pembacaan doa dalam bahasa Toraja kuno, dan memohon izin pada leluhur agar masyarakat mendapat rahmat serta keberkahan pada musim tanam hingga panen. Selanjutnya, jasad tersebut dibersihkan dengan kuas setelah dikeluarkan dari Patane.
Kemudian, pakaiannya pun diganti dengan kain atau pakaian baru. Sesudah pakaian baru terpasang, jenazah itu dimasukkan kembali ke patane.
Rangkaian acara Ma'nene tersebut ditutup dengan berkumpulnya anggota keluarga di rumah adat Tongkonan untuk beribadah bersama. Ritual Ma'nene biasanya dilakukan secara serempak satu keluarga, atau bahkan satu desa.
Hal itulah yang membuat tradisi itu terus lestari hingga kini. Untuk waktu pelaksanaan Ma'nene, berdasarkan pihak keluarga dan tetua adat melalui Musyawarah Desa.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait