Sapa Warga Berbasis Budaya, Arief Maoshul Tegaskan Pertanian Bagian dari Jati Diri Sunda

Andri Yanto
Anggota DPRD Jawa Barat dari Komisi II, H Arief Maoshul Affandy saat bercengkrama dengan petani lokal di Karangtawang, Kabupaten Kuningan. Foto: Andri/iNewsKuningan

KUNINGAN,iNEWS.ID–Anggota DPRD Jawa Barat dari Komisi II, H Arief Maoshul Affandy menyapa warga Desa Karangtawang, Kabupaten Kuningan, dalam kegiatan Sapa Warga Berbasis Budaya yang berlangsung hangat dan sarat nuansa kearifan lokal, Sabtu (13/12).

Kehadiran legislator Jabar itu disambut meriah dengan beragam penampilan seni tradisional Sunda, mulai dari kesenian daerah hingga atraksi pencak silat. Tak hanya itu, warga juga memamerkan berbagai hasil pertanian unggulan desa setempat, seperti aneka sayuran dan buah-buahan, yang mencerminkan potensi agraris Karangtawang.

Dalam sambutannya, Arief Maoshul Affandy menegaskan bahwa sektor pertanian tidak bisa dilepaskan dari identitas budaya masyarakat Sunda. Menurutnya, bertani bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan bagian dari kebudayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun.

"Desa Karangtawang ini memiliki hasil pertanian yang melimpah. Saya di Komisi II DPRD Jabar bermitra dengan sektor pertanian hingga pariwisata. Bagi masyarakat Sunda, bertani itu adalah budaya. Sesepuh kita dahulu adalah para petani, sehingga pertanian menjadi bagian dari jati diri kita,”ujarnya.

Arief juga menyinggung ketangguhan sektor pertanian saat pandemi Covid-19 melanda. Di tengah keterbatasan dan krisis global, menurutnya, budaya pertanian justru menjadi penopang utama kehidupan masyarakat karena tidak terlalu bergantung pada dunia luar.

" Waktu Covid, yang paling survive itu budaya pertanian. Ini membuktikan bahwa pertanian adalah fondasi yang kuat bagi ketahanan masyarakat,”katanya.

Terkait keluhan petani soal ketersediaan pupuk, Arief menyampaikan bahwa saat ini stok pupuk di Jawa Barat sudah relatif aman. Pemerintah provinsi, kata dia, telah menjamin pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani, meski masih ada pekerjaan rumah dalam hal distribusi.

" Persoalan pupuk sekarang bukan di stoknya, tapi di pendistribusian. Ini yang perlu terus dibenahi agar petani tidak lagi kesulitan,”jelasnya.

Selain itu, Arief menyoroti isu alih fungsi lahan pertanian yang dinilainya menjadi persoalan serius dan terus dibahas di tingkat provinsi. Upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan lahan produktif, lanjutnya, kini juga diperkuat dengan gerakan penanaman pohon.

Salah satu program yang tengah digencarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah penanaman bibit bambu di berbagai wilayah. Meski sempat menimbulkan pertanyaan, Arief meyakini kebijakan tersebut memiliki tujuan jangka panjang.

"Penanaman bambu ini memang sempat jadi pertanyaan kami juga. Tapi tentu ada harapan dan visi dari Pak Gubernur, baik untuk konservasi lingkungan maupun manfaat ekonomi di masa depan,”tuturnya.

Melalui kegiatan tersebut, Arief berharap sinergi antara budaya, pertanian, dan kebijakan pemerintah dapat terus diperkuat, sehingga kesejahteraan petani dan kelestarian budaya lokal di Kuningan dan Jawa Barat dapat terjaga secara berkelanjutan.***

Editor : Andri Yanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network