KUNINGAN,iNEWS.ID–Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, H Rokhmat Ardiyan (HRA) menemui sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aktivitas Anak Rimba (Akar) Kuningan. Pertemuan ini sekaligus meneguhkan komitmen soal pelestarian lingkungan khususnya di kawasan Gunung Ciremai.
Dalam kunjungan silaturahmi dengan keluarga besar AKAR (Aktivitas Anak Rimba), HRA mengaku memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan komunitas pecinta alam tersebut.
Dengan spirit yang berpijak pada akar rumput, HRA ingin memastikan bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan alam. Gunung Ciremai dan lingkungan sekitar harus tetap lestari demi keberlanjutan hidup masyarakat Kuningan dan generasi mendatang.
"AKAR ini bukan organisasi politik, tapi bisa melahirkan anggota DPR RI. Saya sendiri adalah bagian dari AKAR, dan kecintaan saya terhadap AKAR ini sudah mendarah daging," ungkap HRA usai pertemuan hangat bersama para aktivis lingkungan, Minggu (3/8).
Sebagai Anggota DPR RI yang baru menjabat selama delapan bulan, HRA menilai pentingnya mendengar aspirasi dari komunitas yang aktif menjaga ekosistem Gunung Ciremai, terutama dalam menghadapi tantangan seperti kebakaran hutan, kerusakan lingkungan, dan pencemaran air.
"Mereka ini para senior dan keluarga besar AKAR, para aktivis yang turut serta saat terjadi kebakaran hutan atau pencarian korban hanyut di sungai. Aktivitas sosial dan kecintaan mereka terhadap alam patut didukung. Saya akan terus dorong pembangunan yang tetap berpihak pada kelestarian ekologi," tegasnya.
Lebih lanjut, HRA menyatakan rencananya untuk kembali menghadirkan Menteri Lingkungan Hidup ke Gunung Ciremai, sebagai bentuk keseriusan dalam advokasi isu-isu lingkungan.
"Kita ada menteri lingkungan hidup yang pernah naik Ciremai. Nanti saya akan undang beliau lagi, mohon doa agar saya bisa terus berjuang untuk masyarakat dan lingkungan," katanya.
Selain isu Ciremai, HRA juga menyoroti keluhan masyarakat sekitar kawasan Bendungan Kuningan. Ia mengungkapkan banyak warga yang terdampak oleh bau menyengat dari waduk dan kebisingan dari aktivitas di area tersebut.
"Ada satu dusun yang harus saya datangi. Warga mengeluhkan bau dan suara bising dari area waduk. Ini akan saya tinjau bersama instansi terkait agar ditemukan solusi terbaik," ujarnya.
Tak hanya soal lingkungan, ia juga menekankan pentingnya hilirisasi ekonomi berbasis desa melalui program seperti Kopdeskel Merah Putih. Ia berharap kebijakan pemerintah, termasuk soal swasembada padi dan jagung, benar-benar menyentuh kepentingan rakyat.
"Inilah komitmen Pak Presiden Prabowo, bahwa hati dan pikirannya untuk rakyat. Kita ingin desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus penjaga kelestarian alam," pungkasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait