KUNINGAN,iNEWS.ID–Di tengah aktivitas pagi yang masih lengang di Desa Sindangjawa, Kecamatan Kadugede, terdengar dentingan palu dan suara gergaji bersahutan. Ini menjadi hari yang penuh harapan bagi Mistari, seorang warga setempat, saat atap rumahnya mulai dibongkar untuk dibangun kembali menjadi tempat tinggal yang lebih layak.
Rumah sederhana milik Mistari menjadi salah satu sasaran dalam program Rutilahu, yang digulirkan oleh TNI AD bekerja sama dengan Pemda Kuningan.
Mistari mungkin hanya satu dari banyak warga yang rumahnya dibenahi. Namun di balik dinding dan atap yang dibangun, ada harapan baru yang ikut tumbuh bahwa setiap warga berhak hidup dalam hunian yang layak, dan bahwa bersama, pembangunan desa bisa dimulai dari hal yang paling mendasar yakni rumah.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang bertujuan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat desa, membangun semangat gotong royong, serta mempererat hubungan antara TNI dan warga.
Di balik program ini, ada sosok yang tak lelah turun ke lapangan. Yakni Kopda Peri, Babinsa Desa Sindangjawa, yang menggagas pelaksanaan Rutilahu di wilayah tugasnya. Bersama keluarga besar Mistari, para pekerja, dan warga, mereka bergotong royong membongkar atap rumah sebagai langkah awal pembangunan.
Targetnya, dalam waktu 30 hari, rumah ini akan berdiri kembali dengan wajah baru lebih kuat, sehat, dan nyaman untuk dihuni.
"Dengan adanya kegiatan Rutilahu ini, kami berharap bisa membantu warga memiliki rumah yang lebih layak. Ini juga menjadi momen penting untuk mempererat kebersamaan antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat,” ujar Kopda Peri, di sela-sela aktivitasnya mengatur jalannya pekerjaan.
Progres pembongkaran saat ini sudah mencapai 5 persen, sebuah awal yang menjanjikan dari sebuah cita-cita besar: memberikan tempat tinggal yang pantas bagi mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Antusiasme warga pun tampak menyala. Mereka tidak hanya menyumbangkan tenaga, tapi juga semangat. Tak sedikit warga yang ikut membantu, menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih menjadi ruh kehidupan masyarakat pedesaan.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
