KUNINGAN,iNEWS.ID–Upaya percepatan pembangunan di Kabupaten Kuningan mendapat suntikan semangat baru lewat audiensi strategis. Audiensi yang berlangsung di ruang kerja Bupati Kuningan ini, menjadi tonggak awal dari kerja sama lintas sektor dan lintas daerah.
Tentunya sebagai wujud nyata dari sinergi antara legislatif, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah dalam membangun masa depan Kuningan lebih mandiri dan sejahtera.
Audiensi menghadirkan Anggota DPRD Jabar, Hj Tina Wiryawati SH MM bersama Ketua STIEPARI Semarang, Haniek Listyorini SE MBA dan Rektor Universitas Galuh Ciamis, Prof Dr Dadi.
Pertemuan itu membahas sejumlah program kolaboratif lintas sektor mulai dari pendidikan, ketenagakerjaan, pariwisata, hingga pertanian dengan tujuan utama mempercepat pembangunan dan pengentasan kemiskinan di Kuningan.
Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Program Belajar Bekerja Mandiri (BBM), hasil inisiasi Hj Tina Wiryawati bersama STIEPARI Semarang. Program ini menyasar lulusan SMA/SMK dari keluarga kurang mampu, untuk diberi kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi sambil bekerja di industri garmen di Semarang.
"Program BBM ini kami rancang agar siswa-siswi berprestasi dari keluarga prasejahtera, bisa kuliah sambil bekerja. Mereka akan mendapatkan beasiswa stimulan pada tahun pertama, dan selanjutnya bisa membiayai sendiri kuliahnya dari penghasilan bekerja,”kata Hj Tina Wiryawati yang menjabat pula Wasekjen DPP Gerindra, Rabu (11/6).
Tak hanya menjawab persoalan akses pendidikan, program BBM juga ditargetkan untuk meningkatkan kualitas SDM di Kuningan, dengan skema perekrutan 80% perempuan dan 20% laki-laki. Program ini diyakini mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi generasi muda, sekaligus menekan angka pengangguran.
Di sektor pariwisata, STIEPARI Semarang bersama Legislator Jabar itu juga telah menjalankan program pengembangan desa wisata sejak 2020. Beberapa desa di Kuningan kini telah menjelma menjadi destinasi unggulan. Sebut saja Desa Cikaso dengan ikon sawah lope, Desa Bojong sebagai pusat wisata kreatif berbasis UMKM, Desa Kertayasa dengan inovasi pengelolaan sampah, serta Desa Singkup yang terkenal dengan bumi perkemahan dan kuliner kepala kambingnya.
"Ini bukti nyata bahwa kolaborasi pendidikan dan masyarakat bisa melahirkan potensi lokal yang bernilai tinggi secara ekonomi,”terangnya.
Sementara dari sektor pertanian, Rektor Universitas Galuh Ciamis, Prof Dr Dadi memperkenalkan potensi kacang sacha inchi atau kacang bintang. Komoditas ini disebut-sebut tidak hanya menjanjikan nilai ekonomi tinggi bagi petani, tapi juga menyimpan manfaat kesehatan luar biasa.
"Kandungan nutrisi kacang sacha inchi ini sangat tinggi. Bahkan bisa menjadi solusi untuk menurunkan angka stunting di masyarakat,”terang Prof Dadi.
Menanggapi paparan tersebut, Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar menyampaikan apresiasi tinggi terhadap seluruh inisiatif yang disampaikan dalam audiensi tersebut.
"Alhamdulillah, hari ini saya difasilitasi oleh Ibu Hj Tina untuk bertemu dengan pihak STIEPARI Semarang dan UNIGAL. Kami berdiskusi seputar implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi agar benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,”ujarnya.
Secara khusus, Bupati menilai potensi budidaya kacang sacha inchi sangat relevan dengan kondisi geografis dan kultur pertanian di Kuningan. Ia juga menegaskan komitmen untuk memperluas cakupan program BBM ke desa-desa kategori miskin ekstrem.
"Kami akan perluas program BBM dengan kuota yang lebih besar dan menjangkau desa-desa dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Ini langkah konkret untuk menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan di Kuningan,”tegasnya.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait
