KUNINGAN,iNEWS.ID–Suasana di Balai Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, mendadak berubah menjadi penuh haru ketika seorang gadis remaja bernama Rara Baraspatih (16) kembali ke pelukan keluarganya. Gadis tersebut sempat terlantar di Kuningan, usai perjalanan jauh dari Lampung.
Bahkan, kisah remaja ini sebelumnya viral karena ditemukan terlantar oleh warga hingga dibawa ke Polsek Cigugur, Kuningan.
Namun kini, Rara telah disambut oleh paman hingga neneknya untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun terpisah. Ia tampak gugup, menahan luapan emosi hingga berderai air mata.
Namun pelan-pelan, senyum mulai tersungging di bibirnya, menyambut kehangatan yang telah lama dinantikan. Begitu melihat cucunya, Askinah tak kuasa membendung air mata.
Ia langsung memeluk Rara erat, seakan tak ingin melepaskannya lagi. "Rara, cucu nenek akhirnya pulang juga kamu, Nak,” lirih sang nenek dengan suara bergetar.
Paman Rara, Wawing, ikut memeluk mereka berdua. Isak tangis menyelimuti ruangan itu. Bahkan warga dan aparat desa yang ikut mendampingi tak kuasa menahan haru.
"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih. Ini seperti mimpi. Rara bisa pulang ke rumah, ke keluarganya sendiri,” ucap Wawing, penuh syukur.
Kepala Dinas Sosial Kuningan, Dr H Toto Toharudin yang mengantar langsung Rara dari tempat penampungan sementara, terlihat menunduk matanya berkaca-kaca menyaksikan pertemuan yang begitu menggetarkan hati itu.
"Kita pertemukan dulu dengan keluarga terdekat di balai desa, agar suasana tenang dan Rara bisa merasa aman secara psikologis,”ujar Toto dengan suara lirih, Senin (5/5).
Dinas Sosial Kuningan memastikan pendampingan psikologis dan dukungan sosial akan terus diberikan kepada Rara, termasuk untuk melanjutkan pendidikannya di lingkungan yang aman dan penuh kasih.
"Ini bukan akhir, tapi awal dari masa depan baru untuk Rara. Kita pastikan dia tidak sendiri,”tegas Dr H Toto Toharudin.
Sebagai latar kisah yang menyayat hati, Rara adalah pelajar SMA kelas 2 yang berasal dari Kota Baturaja, Bandar Lampung. Ia kehilangan kedua orang tuanya yakni Sudarto dan Asmawati akibat kecelakaan tragis ketika ia baru berusia 9 tahun. Sejak itu, ia diasuh oleh saudaranya di Lampung.
Rara diduga mendapat tekanan untuk berpindah keyakinan, sesuatu yang tak bisa ia terima. Dengan tekad bulat dan keberanian luar biasa, Rara memutuskan untuk kabur dan mencari keluarganya di Kuningan, meski tak tahu alamat pasti. Ia hanya berbekal ingatan samar dan harapan.
Minggu pagi (4/5), Rara tiba di Polsek Cigugur setelah diantarkan warga dan menceritakan kisah hidupnya. Seorang warga Desa Gunungkeling yang menemukannya kemudian menghubungi pihak berwenang.
Dinas Sosial Kuningan pun bergerak cepat, menjemput, merawat, dan mengupayakan reunifikasi dengan keluarga. Dan akhirnya, semua pencarian itu berujung pada pelukan.
Pelukan yang tak hanya menyatukan kembali cucu dan nenek, tapi juga menghidupkan kembali harapan yang nyaris padam.***
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait