INDRAMAYU,iNewsKuningan.id - Tim Gabungan Pemkab Indramayu, Jabar, menghentikan sementara produksi pabrik tepung ikan di wilayah Kandanghaur karena menimbulkan bau menyengat. Tim Gabungan dipimpin langsung Kasatpol PP dan Damkar Indramayu bersama tim dari DLH, Disnaker, dan Camat Kandanghaur.
Penghentian tersebut didasari, karena adanya bau menyengat dan pengaduan masyarakat yang masuk ke Pemkab Indramayu. Kasatpol PP Teguh Budiarso menjelaskan, pabrik yang memproduksi tepung ikan itu sangat menyengat karena menggunakan bahan baku ikan dari nelayan sekitar yang kualitasnya kurang maksimal.
Untuk sementara, pihaknya menghentikan proses produksi untuk dilakukan perbaikan terhadap pasokan bahan baku maupun proses produksinya. Pabrik yang beroperasi dengan Penanaman Modal Asing (PMA) ini banyak menyerap tenaga kerja lokal terutama masyarakat sekitar pabrik, begitu pun pasokan bahan baku juga dipasok oleh nelayan sekitar pabrik.
“Kami lakukan langkah tegas dan pembinaan terhadap pabrik ini untuk terus melakukan berbagai perbaikan,” ucapnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Indramayu, Edi Umaedi mengatakan, inspeksi yang dilakukan kali ini dengan menelusuri sejumlah titik di area pabrik tersebut, mulai dari unit pengolahan ikan hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kemudian didapati kondisi ikan yang sudah rusak pada unit pengolahan tepung ikan, yang diduga sebagai sumber bau yang dikeluhkan warga tersebut.
“Sumber bau menyengat ini dari ikan yang kurang bagus, diolah untuk tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pelet,” ujarnya.
Sementara Manajer HRD PT Java Sea Food, Windi Novindar mengatakan, sumber bau yang dimaksudkan warga dimungkinkan dari pengolahan tepung ikan yang bahan bakunya adalah ikan dengan kualitas kurang bagus. Adanya keluhan tersebut, aktifitas produksi tepung ikan untuk sementara dihentikan sembari dilakukan penataan kembali, baik instrumen maupun bahan produksi dengan menggunakan ikan kualitas sedang.
“Aktifitas produksi tepung ikan kami hentikan sementara untuk dilakukan pembenahan. Adapun untuk produksi surimi tetap berjalan,” tutupnya.(*)
Editor : Andri Yanto
Artikel Terkait