CIREBON, iNewsKuningan.id - Sejarah desa Warukawung yang merupakan salah satu desa di kecamatan Depok, kabupaten Cirebon, provinsi Jawa Barat. Sebagian besar penduduk desa Warukawung bermata pencaharian sebagai Wiraswasta.
Secara Administrasi Desa Warukawung adalah salah satu dari 12 Desa di wilayah Kecamatan Depok bagian kabupaten Cirebon, yang mempunyai luas wilayah sekitar 174 Ha. Tak hanya itu, desa Warukawung juga memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.
Sejarah Desa Warukawung
Zaman dahulu Desa Warukawung yang babak yasa ialah Embah Sangkan Kuwu Cirebon. Konon kabarnya beliau tidak mau disebut namanya, tetapi cukup disebut Ki Gede Penderesan saja. Semula tujuan pokoknya beliau bermaksud menyebarkan Agama Islam di pelosok dusun, yang kini tapak petilasannya disebut Ki Buyut Cabuk.
Sebenarnya bukan Cabuk tetapi Cisabuk, karena semenjak pindah tempat dari pemukimannya, beliau meninggalkan sabuknya dekat sungai Cisabuk, yaitu tempat persiaran peribadatan.
Tak hanya mengembangkan ajaran Agama Islam, disamping itu pula beliau berwiraswasta membuat gula aren (enau) dari pohon kawung. Memang di tempat itu banyak pohon Kawung dan Waru yang tumbuh subur, begitulah alasan desa itu disebut Desa Warukawung.
Desa Warukawung berdiri pada tahun 1985 dan merupakan pemekaran wilayah dari kelurahan Waruroyom kecamatan Plumbon kabupaten Cirebon. Sejak berpisah dengan kelurahan Waruroyom, Desa Warukawung sudah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan kepala desa.
Desa Warukawung kaya akan sumber airnya dan yang terbesar adalah Tuk Bua. Sumber air lainnya seperti Sumur Jaran, Sumur Serut dan beberapa Pancuran Rita, Pancuran Gede, Pancuran Kroya, Pancuran Da Asia walaupun kemarau panjang tak pernah kunjung kering.
Mata pencaharian penduduknya sebagai wiraswasta, pertanian, pertukangan, pedagang, buruh tani,dan profesi lainnya. Sedikitnya tenaga buruh di desa ini, menjadikan bila musim penggarapan sawah tiba terpaksa tenaganya harus di drop dari luar desa umumnya dari desa Pakidulan (selatan).
Di sekitar perkampungan Desa Warukawung tanamannya subur, terutama durian yang mengandung banyak kalori, petai, nangka dan mangga, tetapi tanamannya kemiri dan kacang kini semakin langka. Sejak dulu tahun 1934 di Warukawung tanaman atau buah - buahan serba ada.
Hal ini membuat seorang petugas Lanbo Konsulen jaman kolonial, menganggap bahwa Warukawung adalah gemah ripah loh jinawi. Kegemaran para petani dulu adalah menanam padi loyor yang berasnya merah tetapi pulen.
Sehingga orang Warukawung tubuhnya besar dan tegap karena mengutamakan makanan yang mengandung banyak vitamin dan protein nabati dari daun lembayung.
Demikianlah sejarah Desa Warukawung yang menarik untuk kamu ketahui. Semoga bermanfaat.
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait