Kisah Pendiri RM Padang Sederhana yang Miliki Ratusan Cabang, Pernah Jadi Tukang Cuci Piring

Tim iNews.id
Kisah bos RM Padang Sederhana, lulusan SD yang sukses punya ratusan cabang. (Foto : Ist)

JAKARTA, iNewsKuningan.id Kisah pendiri RM Padang Sederhana yang miliki ratusan cabang, pernah jadi tukang cuci piring.  H. Bustaman adalah pemilik RM Padang Sederhana, pengusaha sukses ini memiliki banyak cabang rumah makan yang tersebar di beberapa daerah.

Sosok pendiri RM Padang Sederhana sangat menginspirasi banyak orang. Bagi para penikmat masakan Padang, Anda tentu sudah tak asing dengan Rumah Makan (RM) Padang Sederhana yang cabanganya ada di mana-mana. 

Warung makan Padang yang satu ini memang telah tersebar hingga ke berbagai sudut kota. Keberhasilan RM Padang Sederhana tentunya tidak terlepas dari perjuangan panjang seorang H. Bustaman sebagai pendirinya. 

Ia telah melewati berbagai rintangan dan perjalanan yang tak mudah dalam membangun bisnis rumah makan Padang ternama ini. Dari hasil kerja kerasnya H Bustaman kini tengah menikmati hasilnya.

Lantas kisah apa saja dari pendiri RM Padang Sederhana yang miliki ratusan cabang. Dikutip dari IDXChannel, Rabu (9/11/2022) berikut rangkuman kisah pendiri RM Padang Sederhana yang miliki ratusan cabang.

Kisah pendiri RM Padang Sederhana

1. Hanya Lulusan SD

H. Bustaman adalah sosok pendiri RM Padang Sederhana. Pria kelahiran Sumatera Barat tahun 1955 silam ini berjuang demikian keras untuk mengembangkan usaha rumah makannya tersebut. 

Bustaman bukanlah pengusaha yang memiliki latar belakang mentereng dan lulusan perguruan tinggi bergengsi. Ia hanya lulusan SD yang berhasil membuktikan bahwa kerja keras dapat menentukkan keberhasilan seseorang. 

Hanya berbekal ijazah SD, Bustaman remaja pun nekat merantau lantaran faktor budaya yang mengharuskannya pergi merantau.  Selain itu, Bustaman pun merantau karena ingin mencari pengalaman dan ilmu. 

2. Jadi Tukang Cuci Piring

Ia mengawali perantauannya ke Jambi. Di sana, ia pun bekerja sebagai pekerja serabutan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bustaman bekerja di sebuah kebun karet, berdagang asongan, jualan koran, hingga jadi seorang tukang cuci di rumah makan. 

Bustaman pun lantas menikah dengan seorang wanita bernama Fatimah. Keduanya dikaruniai dua orang anak. Setelah itu, pada tahun 1968, ia lantas memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Di sana Bustaman pun hidup menumpang di rumah adik iparnya. 

Ketika tinggal di rumah adik iparnya di kawasan Matraman, Jakarta Pusat tersebut, Bustaman pun bekerja sebagai pedagang rokok gerobak di pinggir jalan. Namun masalah kemudian muncul. Ada masalah keributan antara orang Minang dan preman di lokasi tersebut yang berbuntut Bustaman akhirnya memutuskan pindah ke daerah Pejompongan. 

3. Mulai Membuka Usaha Warung Makan

Kepindahannya tentu saja membuat kondisi keuangannya tidak stabil. Pendapatannya mengalami penurunan drastis. Ia kemudian berpikir untuk membuka sebuah warung makan agar memperoleh penghasilan lebih. 

Dari pengalaman yang didapatkannya ketika bekerja sebagai tukang cuci di warung makan, Bustaman pun memulai usaha ini dengan menyewa lahan berukuran 1x1 meter dengan modal Rp3 ribu. Bustaman yang tidak memiliki keahlian memasak pun tak pantang menyerah. Ia tak segan untuk belajar. 

Namun, tidak ada usaha yang langsung membuahkan hasil. Begitupun usaha yang dilakukan Bustaman. Usaha warung makannya justru menghasilkan omzet yang tidak jauh lebih besar dari modal yang dikeluarkan. Ia juga mendapat kemalangan karena hasil dagangannya dibawa kabur oleh pembantunya. 

4. Titik Balik Hidup Bustaman

Kegagalan yang sempat dialami Bustaman pun tak lantas membuatnya menyerah dalam usaha warung makan ini. Ia tetap bertahan dan konsisten mendirikan warung makannya kembali. Bustaman kemudian mencari tukang masak yang cukup bisa dipercaya. 

Kesabaran dan kerja keras Bustaman pun membuahkan hasil. Warung makannya mulai ramai dan diminati. Ia pun mendapatkan keuntungan yang lebih baik dibanding warung pertamanya.

Sayangnya, Bustaman harus kembali mengalami cobaan di tengah kesuksesan yang baru saja dirasakannya. Ia harus merelakan warung makannya yang pada saat itu masih dalam bentuk gerobak harus diangkut Satpol PP. 

Meski demikian, ia tidak lantas putus asa. Akhirnya Bustama membuka sebuah warung di lahan yang disediakan Pemerintah. Ia membeli satu lapak seharga Rp750. 

Usaha warung makan Bustaman pun menemui kesuksesan. Hari demi hari, warung makannya semakin berkembang hingga menjadi sebuah perusahaan PT Sederhana Citra Mandiri. Perusahaan ini pun menaungi warung makan miliknya yang telah menjadi restoran ternama. 

Sampai saat ini, restoran RM Padang Sederhana telah memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya itu, cabang RM Padang Sederhana juga terdapat di Malaysia.

Nah, itulah

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network