CIANJUR, iNews.id - Astaga belasan murid SD di Cianjur terpapar Aids, rata-rata berusia 10-12 tahun. Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur menyebut ada 12 murid sekolah dasar (SD) positif HIV/Aids.
Rata-rata mereka terpapar dari orangtuanya. Ke 12 murid SD yang terpapar ini rata-rata masih duduk dibangku kelas 5 dan 6.
Sekretaris KPA Kabupaten Cianjur, Hilman mengatakan, belasan siswa yang positif HIV/Aids rata-rata duduk di bangku kelas 5 dan 6 atau berusia 10 dan 12 tahun.
"Terdata sebanyak 12 siswa yang tersebar di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur. Mereka terpapar dari orangtuanya masing-masing," kata Hilman, Jumat (2/10/2022).
Hilman mengatakan, murid tersebut diketahui terpapar setelah dilakukan pemeriksaan VCT atau tes sukarela orangtua dari belasan siswa itu.
"Sebagian besar dari siswa yang terpapar ini merupakan anak yatim piatu. Karena orangtuanya sudah pada meninggal, karena Aids," katanya.
Dia mengatakan, anak-anak tersebut berasal dari keluarga tidak mampu, dan saat ini tinggal bersama nenek dan kerabat orangtua mereka.
"Mereka terpapar sejak lahir yang ditularkan dari orangtuanya. Kasus IRT (ibu rumah tangga) yang positif HIV di Cianjur sendiri memang terbliang tinggi. Rata-rata mereka tertular dari suaminya," ujarnya.
Selain menjamin pasokan obat yang harus rutin dikonsumsi oleh mereka, kata dia, KPA Cianjur juga menggalang donasi untuk membantu pemenuhan biaya sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari.
"Alhamdulilah ada warga yang bersedia membantu secara rutin, baik bantuan uang juga kebutuhan sehari-hari, seperti paket sembako," ungkapnya.
Sejauh ini, ditambahkan Hilman, rata-rata kondisinya sehat, namun mereka tidak mengetahui sebagai ODHA.
Pengelola Program KPA Kabupaten Cianjur, Silmi Kaffah menyebutkan, tren HIV/Aids di Cianjur meningkat. Sepanjang 2022 hingga Juni jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur mencapai 119 orang.
Jumlah tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga tren kasus HIV/Aids menunjukkan peningkatan yang mencolok.
"Sepanjang 2021 ada 109 orang. Sekarang baru setengah jalan angkanya sudah mencapai 119 orang, dan diprediksi terus naik sampai akhir tahun," kata Silmi.
Silmi menyebutkan, dari besaran angka kasus ini, mayoritas penderita berasal dari kalangan lelaki seks lelaki (LSL). Ricky Susan
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait